Empat asteroid telah resmi menyandang nama orang Indonesia yang pernah menjadi kepala Observatorium Bosscha, Lembang, Bandung.
Keempat asteroid yang ditemukan 33 tahun yang lalu tersebut sebelumnya hanya dikenal dengan angka 12176, 12177, 12178, dan 12179. Kini, keempat asteroid itu bernama 12176 Hidayat, 12177 Raharto, 12178 Dhani, dan 12179 Taufiq. Penamaan ini telah disetujui oleh International Astronomical Union (IAU), badan tertinggi internasional dalam ilmu astronomi.
Kepala Observatorium Bosscha sekarang, Hakim Luthfi Malasan, menganggap pemberian nama ini merupakan suatu penghargaan bagi astronom Indonesia. "Penghargaan sekaligus apresiasi terhadap observatorium," katanya kepada Jakarta Globe, Minggu (16/1).
12176 Hidayat diambil dari Bambang Hidayat yang memimpin Observatorium Bosscha dari 1968 sampai 1999. IAU menilai Bambang merupakan promotor aktif bagi bidang astronomi di Indonesia. Bambang pernah menjabat sebagai wakil presiden IAU pada 1994 sampai 2000.
12177 Raharto merupakan penghargaan terhadap Moedji Raharto, kepala Observatorium Bosscha periode 2000-2003. Moedji juga seorang dosen senior dan ahli struktur galaksi dari ITB.
Asteroid 12178 Dhani diberi nama berdasarkan Herdiwijaya Dhani yang menjabat sebagai kepala Observatorium Bosscha dari tahun 2004 sampai 2005. Dia adalah seorang ahli dalam bidang sinar matahari. Ia terkenal dengan penelitian mengenai bintang biner, aktivitas sinar matahari, serta efeknya terhadap iklim.
Terakhir, 12179 Taufiq diambil dari nama Taufiq Hidayat, kepala Observatorium Bosscha tahun 2006 sampai 2009. Selain beberapa penelitiannya di bidang tata surya, Taufiq juga dikenal menentang pemukiman di seputar lokasi observatorium.
Sebetulnya ada 2 kepala Observatorium Bosscha lain yang namanya pernah dipakai, yakni Gale Bruno van Albada (2019 van Albada) dan The Pik Sin (5408 The). Tapi, keduanya adalah warna negara Belanda. Setidaknya, ada 11 asteroid dengan nama Indonesia. Di antaranya adalah 754 Malabar, 772 Taneta, dan 2307 Garuda.
Penamaan benda langit kecil, seperti planet kecil dan asteroid, adalah tanggung jawab Committee for Small Body Nomenclature. Setelah benda langit ditemukan, ada penamaan darurat berdasarkan tahun penemuan dan nomor urut penemuan di tahun tersebut. Penampakan asteroid harus lebih dari satu kali agar dapat dipastikan kalau asteroid tersebut bukan asteroid yang sudah dikenal. Setelah asteroid diberi nomor, penemu bisa mengajukan nama. Dengan terbitnya Minor Planet Circular, yang memberikan penjelasan singkat mengenai alasan penamaan, resmilah nama yang diberikan.
Ironi
Hakim juga mengatakan kalau pemberian nama yang bisa dianggap penghargaan ini dunia internasional ini merupakan sebuah ironi. Ia menganggap kalau para astronom belum terlalu dihargai di dalam negeri. "Semoga dengan penamaan ini, pemerintah dan beberapa pihak yang terkait menjadi mengenal astronom dan menyadari betapa pentingnya pekerjaan mereka," kata Hakim.http://nationalgeographic.co.id/lihat/berita/422/empat-asteroid-diberi-nama-berdasarkan-astronom-indonesia