Laman

Senin, 17 Januari 2011

SBY DITOLAK JADI RAJA BATAK

Ratusan massa yang tergabung dalam Aliansi Batak Seluruh Indonesia (ABSI) menggelar aksi unjuk rasa di Jakarta, Minggu (16/1). Massa yang terdiri dari warga Batak yang berdomisili di Jakarta ini menyuarakan aspirasi, menolak rencana pemberian gelar Raja Batak kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yang disebut-sebut diprakarsai oleh TB Silalahi.

Massa mulai bergerak di bundaran Hotel Indonesia (HI), yang selama ini dikenal sebagai tempat favorit pada pengunjuk rasa di Ibukota. Dengan membawa sejumlah pamflet, massa berarak perlahan, mengelilingi bundaran yang ada air mancurnya itu. Sejumlah alasan penolakan gelar Raja Batak ke SBY dikemukakan koordinator aksi,  Frans Pangaribuan.

Menurut Frans, SBY tidak punya darah Batak. Karenanya, sangat tidak layak menerima gelar tersebut. Kedua, dalam beberapa hari lalu, sejumlah aktifis dan tokoh lintas agama telah merilis 18 kebohongan SBY, yang disebut terdiri dari 9 kebohongan lama dan 9 kebohongan baru, di Gedung Dakwah PP Muhammadiyah. Bohong, menurut Frans, bukanlah sifat ksatria. "Padahal, sudah jelas karakter orang Batak adalah ksatria. Sementara SBY tidak memiliki jiwa ksatria seperti orang warga Batak," cetus Frans saat memimpin aksi.

Disebutkan Frans, jika yang mengatakan bohong itu adalah para tokoh lintas agama, maka kebohongan SBY sudah keterlaluan. Karenanya, menurut Frans, justru akan menurunkan citra suku Batak jika SBY mendapat gelar kehormatan sebagai Raja Batak.

Kasus penusukan pendeta HKBP di Bekasi beberapa waktu lalu juga menjadi salah satu alasan mengapa massa aksi ini menolak rencana pemberian gelar itu ke SBY. Kasus Bekasi itu, menurut mereka, merupakan bukti nyata bahwa pemerintahan SBY tidak memberikan perlindungan kebebasan beragama. "SBY tidaklah pantas menerima gelar Raja Batak," cetusnya.

Dalam pamflet-pamflet yang mereka bawa, kasus penusukan pendeta HKBP di Bekasi itu juga terlihat mendapatkan penekanan. "HKBP vs SBY," begitu salah satu bunyi pamflet yang mereka usung. Pamflet yang lain antara lain berbunyi," Stop Politisasi Orang Batak", dan TB Bukan Batak."

Aksi berjalan damai. Saat berada di kawasan bundaran HI, pengguna lalulintas juga masih merasa nyaman lantaran massa aksi berjalan tertib. Massa bergerak ke arah Istana guna menyampaikan tuntutan serupa.

Seperti diberitakan, kalau tak ada aral melintang, Presiden SBY akan mengunjungi Kota Balige, Kabupaten Toba Samosir, Selasa (18/1). Orang nomor satu di Indonesia itu akan meresmikan Museum Batak di TB Silalahi Center di Soposurung.

Untuk mencapai museum yang menyimpan koleksi budaya artefak Batak tersebut, rombongan presiden dijadwalkan terbang dari Bandara Soekarno-Hatta di Cengkareng menuju Bandara Silangit di Tapanuli Utara. Dari Silangit, rombongan melanjutkan perjalanan via darat yang jaraknya kurang dari 30 kilometer.



http://www.jpnn.com/read/2011/01/17/82111/SBY-Ditolak-jadi-Raja-Batak-