Jadi kali ini saya akan ngeblog tentang tiket AFF. Yaa masih pada inget AFF kan ?
Nah saya tertarik untuk mengangkat kembali berita tentang AFF, karena menarik dan saya ditugaskan menulis tentang ini pada tugas matahuliah saya.
Jadi, apa yang ada dibenak anda setelah mendengar kata-kata Tiket AFF ? kalo dalam benak saya : mahal, engga punya uang, jauh belinya, ngantre panjang, sepak bola, ricuh, Irfan Bahcdim, Gonzales, Okto.. Yaa itulah yang ada dalam benak saya saat memikirkan tentang Tiket AFF.
Dapat kita lihat diberita-berita pada waktu piala AFF diselenggarakan di GBK, karena Indonesia menjadi Tuan Rumah Piala AFF tempat pembelian tiket penuh dengan manusia-manusia maniak maupun tidak maniak bola untuk mengantre membeli tiket tersebut.
Begitulah bentuk tiket yang dijual pada saat piala AFF berlangsung di Indonesia. Demi tiket itu, banyak orang yang menunggu dari subuh di depan loket pembelian tiket GBK, meski dapat dibeli secara online tetapi kadang saat membeli secara online sering terjadi gangguan.
Karena tiket itu juga, banyak orang yang pingsan karena berdesak-desakan mengantre untuk membeli tiket. Antusiasme masyarakat Indonesia terhadap sepak bola sangat tinggi, karena sepak bola di Indonesia sudah menjadi olah raga populer. Jadi tidak heran saat pemain inti persepakbolaan Indonesia main, yaitu Tim Nas bermain di Piala AFF banyak penggemar sepak bola berkumpul membeli tiket, apa lagi Piala AFF diselenggarakan di Indonesia, jadi tidak disia-siakan.
Banyaknya pendukung Tim Nas di Indonesia kurang didukung dengan penjualan tiket ini yang di lakukan oleh PSSI yang menjadi penyelenggara Piala AFF di Indonesia. Kurangnya pengaturan penjualan tiket, juga kurangnya penanganan PSSI dalam hal penjualan tiket, membawa masalah dalam pembelian tiket AFF. Gara-gara tiket, fasilitas yang ada di GBK rusak, ini membuat malu apa bila dilihat oleh orang-orang luar negeri.
Tapi kita tidak bisa menyalahkan PSSI saja! Dapat dilihat di berita-berita TV antrean yang tidak beraturan para pemburu tiket, mereka bukannya membentuk barisan, tetapi membentuk lingkaran manusia penuh sesak yang dimana loket tiket yang kecil menjadi jalan keluarnya. Seharusnya para pemburu mengantre dengan benar. Yaa seperti baris berbarislah mengantrenya, jangan takut kehabisan tiket.
Apa bila dari pihak PSSI mengatur penjualan tiket dengan benar, juga para pembeli sabar dengan mengantre membeli tiket, tidak akan ada yang namannya kericuhan, desak-desakan, pingsan, dan srobot dalam pembelian tiket. Jadi pihak PSSI harus memperbaiki kembali cara penjualan tiket mereka agar bila ada penylenggaraan piala sepak bola tidak terjadi kericuhan dan masalah, dan para pembeli sopan satunnya dijaga agar enak dilihat tamu dari luar negeri dan jangan anarkis apa bila tidak mendapatkan tiket. Salah sendiri ngantrenya engga bener.